Selasa, 06 Januari 2015

Cerbung ** #1

KERTAS itu...

Secarik kertas usang dipojok ruangan tak menarik perhatian seorangpun. sama sekali tak dihiraukan, diabaikan, dan terasingkan disana selama beberapa bulan. mungkin sudah tak ada yang menyentuhnya sama sekali sejak peristiwa na'as yang melanda kampung dan bangunan gedung madrasah ini. namun terlihat jelas kertas itu masih kokoh dan tegar berbaring diatas meja kayu berdebu. terlihat kertas itu mulai menguning dan semakin kucal serta diselimuti taburan debu rontokan gedung ini. 
Tapi aku sangat ingin meraih kertas ini. mengambilnya dengan segera, menyelamatkannya dari runtuhan gedung yang sebentar lagi mungkin akan rubuh dimakan kondisi pasca gempa 5,6 schalarichter beberapa bulan lalu. gempa yang cukup dahsyat meluluhlantakkan tanah bunda pertiwi ini. merenggut segala aktivitas diatasnya, merenggut rumahku, teman-temanku, handai taulanku, sekolahku, dan kertas ini. hidup ku terasa kosong dan hampa sekarang. bagaikan sebuah komputer baru saja terkena virus kemudian di install ulang, dan masih kosong. belum diisi sesuatu kembali. tapi, dalam hati ini aku yakin dan berkomitmen akan sanggup mengisi sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya untuk mewarnai hari-hariku selanjutnya. aku pasti bisa, asalkan aku berhasil mengambil kertas itu! ya! aku harus kembali ke kelasku sebelum gedung sekolahku dirobohkan. 
Tenda pengungsian ini begitu penuh, pengap,dan panas. aku lebih suka tidur diluar ditemani udara yang dingin dibandingkan harus merasakan atmosphere keprihatinan yang begitu menyedihkan didalam tenda. puluhan anak balita menangis setiap menit, rintihan seorang terluka yang begitu menyayat hati, bau anyir darah segar yang mengalir dari beberapa korban yang terluka, orang-orang yang tak kukenal sama sekali yang juga tak memedulikanku sekalipun kami duduk dalam satu meja makan bersama, kaki-kaki ringan yang silih berganti bergantian menginjak sepatuku satu-satunya. sepatu pantovel hitam yang waktu itu aku kenakan pada hari terakhir bersekolah. mungkin aku terpisah jauh dengan area pengungsian keluargaku yang lain. aku yakin mereka baik saja. posisi ku sebelum gempa itu sedang dikelas, dan sekolahku cukup jauh dari lokasi keluargaku yang lain saat itu. aku harus bisa bertemu mereka. dan masih sangat bersyukur, aku tak terluka dan tak terkena apa-apa dalam peristiwa ini. hanya... kehilangan kertas itu. Crying

__To be continue__

Tidak ada komentar:

Posting Komentar