Jumat, 18 Desember 2015

Lucky Boy Series Story #3

It's My Fam.



Pagi ini berjalan seperti biasa. rutinitas yang membosankan. terkadang aku ingin melakukan hal yang berbeda selain berolahraga pagi, mandi, sarapan, dan berangkat sekolah menggunakan sepeda motor standar yang belum terlalu ketinggalan jaman, tapi juga nggak uptodate. memang kadan ada pekerjaan tambahan di pagi hari seperti menyiram kebun bunga ibu, membantu mencuci mobil ayah, ataupun mengerjakan PR yang lupa belum kukerjakan malam harinya. tapi itu sama saja.. Mem-bo-san-kan. pagi ini adalah awal minggu. yap hari Senin. aku selalu suka awal minggu karena di awal minggu, semangat ku seperti terisi ulang, dompet ku akan penuh dengan lembaran uang saku, dan jadwal pelajaran hari Senin memang kebanyakan mapel favoritku semua. senin indah, senin berkah. harapan baru yang positif selalu aku tanamkan dan ucapkan keras-keras ketika membuka selimut di pagi hari. "Today is My Day. " " Today is Wonderfull" "I will be happy today!" " I will get something special today" yah.. kalimat kalimat semacam itu.. percaya deh. manjur banget buat bikin pagi hari mu seceria sinar mentari yang tak pernah ragu menampakkan dirinya di ufuk timur. mencoba memotivasi diri mungkin sedikit keahlian yang langka. tapi aku senag punya kemampuan ini. hari-hariku sanget ceria dan penuh semangat. jarang sekali aku murung. kalau aku murung, berarti pagi itu aku lupa menyemangati diri. wkwk.

" Almes.. Ibu memasak makanan favoritmu nak. cepat turun dan habiskan." terdengar suara Ibu dari ruang makan yang sepertinya telah selesai menyiapkan sarapan pagi. sebelum ibu mengatakan bahwa ada makanan favoritku, sebenarnya aku sudah tahu kalau hari ini sarapan akan begitu menyenangkan. yah.. aku beri tahu, sebenarnya ibuku memiliki jadwal memasak di smartphone nya. meski siklus nya nggak selalu sama.. terkadang dibalik dari uruan terbawah, erkadang berulang dari urutan teratas, tapi dugaanku selalu tepat. dan hebatnya, Ibuku selalu memikirkan setiap anggota dirumah ini menyukai makanan apa. kalau hari ini adalah makanan kesukaanku, besok akan ada 2 kemungkinan. antara makanan kesukaan kakakku, atau adik perempuanku. setelahnya, kalau besok adalah makanan adik perempuanku, berarti lusa adalah favorit ayahku. tapi kalau besok adalah makanan kesukaan kakakku, berarti lusa makanan favorit ibuku. semoga saja yang keluar adalah makanan adik perempuanku. bukannya aku menyukainya, tapi aku lebih menyukai makanan favorit ayahku daripada favorit ibuku. barulah hari selanjutnya, baik dari jalur ayah atau ibu, pasti yang akan dimasak berikutnya adalah makanan favoit Andre. adik laki-lakiku. aku dan Andre menjadi semacam centre jadwal menu sarapan ibuku. kami selalu berlomba menebak setiap pagi. kebanyakan aku yang menebak benar.. untungnya kami tak menyepakati hukuman apapun bagi yang salah menebak. kalau iya, pastilah Andre akan menangis setiap pagi karena kehilangan jatah uang sakunya. yah.. menyenangkan sebenarnya kalau akibat selanjutnya tak ada. yakin deh aku akan diomeli habis-habisan oleh ibu dan kehilangan uang buku ku dari ayah. ayah baik sekali.. dia sangat mendukung anak-anaknya agar memiliki hobi membaca. kami semua dirumah gemar membaca dan memiliki koleksi buku pribadi. tebak kenapa? karena ayah kami rajin memberi uang buku masing-masing kepada kami. walaupun cuma 25ribu, tapi lumayan.. cuma dengan menambah sepuluh sampai duapuluh ribu, sudah bisa membeli novel baru.

" Iya bu.. sebentar lagi.. sedang memasukkan buku pelajaran.." Sahutku jujur. kebiasaan buruk yang mulai muncul semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas ini adalah aku tak pernah menjadwal pada malam hari. payah. membuat pagi ku jauh dari kata damai. apalagi, seringnya aku menemukan PR yang belum terjamah dipojok kamar. bikin setres seketika. jatah waktu untuk sarapanpun terpaksa kukorbankan demi menebus kesalahan konyol yang sepele ini. sebenarnya dulu tak akan setakut ini walau belum mengerjakan PR samasekali. tapi semenjak aku dihukum waktu kelas sepuluh dulu akibat lupa membawa PR, padahal sudah kukerjakan malam harinya. aku sakit hati parah karena ternyata sampai disekolah, semua temanku tak ada satupun yang bernasib sama ataupun hampir mirip denganku. entah itu lupa atau ketinggalan.. tapi tidak ada samasekali. aku merasa terkhianati karena hari sebelumnya disaat aku membawa PR matematika yang telah selesai kukerjakan, tak ada satupun yang mengerjakan, dan pada akhirnya guru kami tidak jadi menjadikan itu PR dan malah dibahas bersama-sama. sementara pagi selanjutnya itu berarti hanya aku yang lupa membawa PR kimiaku dan aku diberi hukuman keluar dari kelas sendirian. sekali lagi, sendirian. sedikit trauma dengan kejadian kala itu, makannya aku tak pernah menyepelekan tugas sesedikit apapun. tapi payahnya, dimalam hari aku selalu sibuk melakukan hal lain hingga selalu lupa untuk menjadwal ataupun memeriksa PRku. mengerjakan PR dipagi hari jadi rutinitas dadakan yang sudah menjadi harga mati nggak bisa diganggu gugat. untunglah pagi ini aku tak harus mengorbankan makanan favoritku untuk PR apapun.

" Mas. Andre boleh pinjam polpen nggak mas? polpen Andre abis. belum sempet beli.. " adik laki-lakiku, Andre. duduk dibangku kelas 9 saat ini. sebentar lagi lulus SMP. sama sepertiku dan Mala. Mala adalah adik perempuanku. masing-masing dari kami juga akan lulus dari jenjang sekolah kami. aku lulus SMA, dan Mala akan lulus SD. kami akan masuk ke jenjang yang lebih tinggi secara bersamaan. hal ini juga yang bikin aku sedikit memutar otak agar bisa membantu beban orangtua kami. bayangkan saja, membiayai biaya masuk SMP, SMA, dan Universitas yang pastinya tidak sedikit. sebagai anak nomor dua dikeluarga ini, yang sudah besar dan bisa berfikir, aku terkadang sering ingin mencari pekerjaan paruh waktu yang bisa menghasilkan uang. bukan hanya bisa meminta uang saku setiap awal minggu kepada ibu dan ayah. bukan cuma meminta uang untuk membayar les setiap bulannya. yah..untungnya diantara kami bertiga tak satupun yang menambah beban ibu dan ayah dengan tagihan spp bimbel. kami bertiga, sebelumnya berempat termasuk kak Sherli, kakakku sekaligus anak tertua dirumah ini, selalu sepakat dan berjanji untuk menjaga nilai akademik kami minimal jadi ranking 3 dikelas. supaya ini artinya kami semua termasuk anak yang pintar yang tak memerlukan les tambahan. kak Sherli sekarang sudah kuliah, tapi seminggu sekali pulang kerumah. dia kuliah di Kota Pelajar Indonesia yang terkenal dengan gudeg nya yang enak, malioboro nya yang crowded, Monjali nya yang mengagumkan, dan Tugu Jogja nya yang bersejarah. Ngayogyakarta Hadiningrat. sebuah kota asri berhati nyaman yang mengagumkan. sampai sekarang, aku masih sangat exited dan senang kalau berkunjung kesana. karena jarak kotaku dengan jogja yang nggak terlalu jauh, kami sekeluarga sering kesana, baik untuk menengok kakakku, mengantarkan sesuatu kepadanya, ataupun sekedar menikmati malam di pojok kota jogja yang suasananya begitu syahdu sudah menjadi rutinitas bulanan kami. kadang, aku selalu mengumpulkan uang buku-ku tiap minggu untuk aku belanjakan diakhir bulan saat kami sekeluarga ke jogja. aku sangat menyukai sebuah toko buku kota jogja. letaknya tak jauh dari pusat kota. sebenarnya toko buku ini memiliki beberapa cabang. jadi kalian akan menemukannya di sudut-sudut kota jogjakarta dengan mudah. well see, balik ke adik aku,
" Iya nih.. untung kemaren aku abis beli. awas jangan diilangin ya. " jawabku mewanti-wanti karena emang ini pulpen mahal btw. yah gini ni susahnya punya adek.. harus berbaik hati mengalah merelakan barang-barang yang tergolong barang kesayangan buat dipake sama mereka. kadang kalau beruntung, mereka bakalan tahu keadaan dan tahu diri. jadi, selepas mereka membuat janji buat ngembaliin barang yang mereka pinjem, ya bakalan dibalikin beneran. kan nggak ada masalah yang berarti tuh kalau emang dikembaliin sesuai janji... eh tapi kalau mereka sedang nakal, dan mungkin menganggap kita, sesosok kakak yang baik hati, pemurah, dermawan, nggak gampang marah, dan kaya... mereka bakalan merasa kita memberikan sebuah suntikan bantuan untuk menjalani hidup mereka. oke, prolog yang cukup gaje. maafkan. tapi terkadang, hal ini bikin aku jadi pengen membatasi diri buat memberikan kebaikan ke adik-adik aku. mereka adalah anak manusia yang tak luput dari kekhilafan seperti hal yang udah aku sebutin tadi. dan sayangnya, aku sangat beruntung mendapat adik yang lebih sering melakukan kekhilafan ketimbang kebaikan sesuai janji mereka tadi. tunggu aja nanti si Andre bakalan balikin pulpen ini, apa enggak. seringnya aku membuat prediksi dengan memegang tebakan khilaf, tapi kali ini, semoga tebakan ku salah. andre bakalan baik, dan balikin pulpen mahal ini. amin. don't forget to keep our possitive thinking. *blink

Rutinitas pagi. lanjut, sekarang waktunya buat menuju ke dining room, and having breakfast together. what a perfect morning today! apalagi menu nya adalah makanan favoritku. nice!
" Wow! thankyou my super momsky..." kukecup pipi sebelah kanan ibu ku ketika melewati beliau yang tengah sibuk mengolesi selembar roti tawar gandum homemade dengan peanut butter yang juga homemade buatan beliau sendiri.. sumpah. ini peanut butter terlezat yang bakalan kalian rasa in kalau udah nyoba sekaliii aja. nagih banget. yakin. nggak lupa aku sapa ayah dan seluruh saudara-saudariku sambil terus menuju kursi makan ku.

" Special baked bread with peanut butter inside for you dear... " balasan manis dari Ibuku diiringi senyumannya yang selezat peanut butter buatannya melengkapi pagi indah hari ini.
" Almes, how about ur school today hah? " my elder sister's question. important? absolutely NOT. but, she cares about me..... or just.. ah. intinya dia pengen ngobrol pagi ini. waah what an honor..
" Amazing. no homework. no quiz, no presentation, no killer teacher, no headmaster, and no disturbance today. what do you think? nice hah? " jawabku sekenanya. entah apakah benar hari ini seperti itu, atau itu hanya terjadi di kepalaku.
" Great! what a perfect day for you! lucky boy.." She blinked. hey.. lucky boy.. btw, baru sekali ini aku mendengar julukan itu. hebat. nickname yang keren menurutku.. nyambung gitu sama namaku. sherLUCKY halmes. kenapa aku nggak dipanggil lucky aja. kan keren.. dan mungkin bisa bawa possitive impact?  haha.. bercanda. aku bukan orang yang percaya mistis, tapi aku punya imajinasi, dan aku suka berimajinasi.
"Lucky? " ujarku tanpa seizin syaraf kesadaran penuh.
" yes you are sher- lucky. right? " jawabnya sekenanya, tapi emang mengena.
" Wah.. iya ya namamu ada keberuntungannya.. haha.." ibuku ikut menanggapi.
" siapa dulu dong yang kasih nama? hayo... bagus kan? " tebak tanggapan siapa kali ini? aha! ayahku bener banget. gokil emang beliau.. gemar mencairkan suasana. baik suasana yang emang tegang, sampai suasana kaya gini nih.. yang sebenernya astonished. surprised. special. feeling super. jadi cair gitu aja dan jadi geli.. bayangin lo lagi melambung tinggi, melayang di awan, tiba-tiba awan yang menopang tubuhmu mencair seketika menjadi butir-butir air hujan yang siap mengempaskan badanmu ketengah jalanan kota yang kejam. tapi sure.. its Fun!
" Ibu ya yang usulkan nama itu.. ayah kan minta nya persis sama sherlock. bayangin kalo jadi sherlock. lock. terkunci? " akhirnya ibu yang menanggapi beliau dengan gurauan yang nggak kalah menambah cair suasana. saking meltednya nih, bagaikan margarin diatas teflon yang siap buat bikin omelet nih.
" hmm.. sher lock. lock. you right. you're my queen, who can lock my heart just for you. " oke kali ini dad malah menimpali ibu dengan Gommball gambul maut nya. kebayang sekarang siapa yang melting... my momsky take her melting point.
" ouchhhhh so sweeeeeeettttttttt daddyy.. " rengek Mala yang duduknya tepat disebelah ayah. hebat. anak kecil aja ngerti sweet sweet an.
" oke, menurutku, better we enjoy this breakfast first. this peanut butter is sweeter than daddy's gombal. "kali ini spertinya Andre yang udah nggak kuasa nahan kelaparannya atau mungkin dia keburu berangkat ke sekolah mencoba membekukan suasana yang udah kelewat melted ini. oke let me tell you kalau Andre ini extremely moody. dia bisa seriusnya mintak ampun, bisa cueknya mintak ampun, dan bisa kocaknya mintak ampun. oh ya. anehnya juga mintak ampun. great boy.
" aaaah.. i'm speechless honey.. oh you're right my boy. better we enjoy it soon. special breakfast... happy eating! " akhirnya sisi ibuku yang bijaksana muncul juga. wise and great momsky.
" Bon apetit!" kami berteriak bersama. tak lupa salah satu diantara kami memimpin do'a. kali ini sepertinya giliran Mala. dia dengan gaya khasnya yang lembut, lugu, polos dan lucu begitu memimpin doa mampu membuat suasana seketika hening dan khidmat . amin. let's take your baked bread with peanut butter inside.

Yah.. beginilah rutinitas pagi yang cukup membosankan. aku tahu kalian tidak begitu tertarik membaca sebuah rutinitas normal sebuah keluarga dipagi hari. aku tahu, meski rutinitas keluargaku ini terlihat ataupun terdengar normal, tapi yakin. bagi sebagian dari kalian bisa menerima kisah ini sebagai kisah abnormal yang dikemas senormal mungkin oleh sang author.. atau mungkin karena dipaksa oleh sang tokoh yang begitu misterius didalamnya. ingat, namaku sher-LUCKY. not sher-LOCK. jadi disini aku tak bisa mengunci pendapat dari masing-masing kalian mengenai kisah hidupku, tapi disini semoga aku mendapat keberuntungan setiap waktu. keberuntungan ini ditandai dengan senyuman, tawa, dan binar bahagia dari mata kalian semua my friend.. i believe it. i know.. i am the LUCKY-BOY. #3




Tidak ada komentar:

Posting Komentar