Minggu, 08 November 2015

Mungkin.. terkadang kita memang membutuhkan sebuah kisah nyata yang terdengar sedikit memilukan bahkan hingga membuat para pendengarnya menitikkan air mata ketika mendengar cerita itu. meskipun kita tak mengalami hal memilukan dalam kisah tersebut. namun, cukup dengan mengetahui dan memahami hal tersebut telah nyata benar-benar pernah terjadi. dengan kata lain, kisah tersebut adalah kisah nyata. kita sebagai pendengar pasti akan terbawa dalam suasana kisah yang pilu, dan mulai merasakan betapa merananya gadis malang sebagai pelaku utama kisah itu menjalani setiap senti cerita hidup yang samasekali tak indah ini. bahkan terkadang kisah fiktif saja banyak membuat pendengar, pembaca ataupun penontonnya turut terhanyut, melebur dalam suasana (#baper) ketika menikmatinya. apalagi kisah nyata yang sungguh begitu tinggi kadar drama fiktifnya didalamnya. oke, hai pinkish... malam ini, ladypink barusaja sadar dan tergugah karena sebuah kisah dari masa lampau, tentang seorang gadis yang teramat malang kisah hidupnya. kisah ini sungguh akan membuat para pendengar atau pembacanya merasa lebih beruntung dari gadis ini. sehingga, rasa syukur akan nikmat yang selama ini ia dapatkan akan melimpah ruah. bahkan ketika mendengar kisah ini, sungguh malu rasanya.. mendengar sebuah point kisah mengenai upaya sang gadis dalam memenuhi segala kebutuhannya dulu, ia selalu beusaha memenuhinya sendiri dengan berbagai cara. seperti menyisihkan uang sakunya, menghemat makannya meski ia harus tinggal di Kost dan lebih sering merasa kelaparan. 3 lembar tempe goreng untuk sehari. uang saku yang teramat terbatas harus cukup untuk membayar dan membeli banyak kebutuhan anak SMA. diceritakan suatu hari, ia harus membeli sebuah Rok untuk kostum lomba paduan suara yang berwarna putih. tak mungkin meminta kepada orangtuanya yang sehari-harinya saja hanya mampu memberi bekal makanan berupa setoples kering tempe yang bisa cukup untuk lauk satu minggu di tempat kost. padahal, ia tak mungkin pulang setiap minggu supaya selalu mendapat bekal makan dan memastikan persediaan makanan cukup. tapi, gadis ini juga harus memanage uang sakunya dengan baik. jarak antara  rumah dengan tempat kost yang kebetulan tepat berada didepan SMAnya sangat jauh. butuh naik dua kali bus. dua kali tarif bus telah memotong 700 rupiah uang sakunya. bukan jumlah yang sedikit di waktu itu.. karena, uang saku untuk satu bulan itu hanya 15000 rupiah banyaknya. sudah termasuk membayar iuran operasional sekolah sebanyak 7.500 rupiah kala itu. ini artinya sama saja uang saku murni sang gadis hanya separuhnya, upayasang gadis yang begitu gigih dan ikhlas, mencari pakaian mrah dipertokoan pinggir jalan yang ditawarkan dengan label OBRAL tertancap diatasnya. namun, poin penting disini, sang gadis ini sungguh ikhlas membiayai hidupnya sendiri, tak menggantungkan diri kepada orangtuanya sama sekali, dan ingat, sang gadis sangat ikhlas. tak pernah suatu ketika ia meledak marah-marah didepan orangtuanya unuk menuntut uang ganti, uang ongkos untuk ke kota, dan masihh banyak lagi. ia ikhlas meski uangnya harus habis saat itu juga. sedangkan aku? selama ini, memang aku terlalu tak tega untuk meminta uang dengan jumlah tak sedikit kepada orangtuaku. aku juga selalu berusaha untuk membeli kebutuhan pribadi. tapi aku kalau sudah mlai jenuh ngambek dan marah marah udah wajib. ckck.. tidak baik yaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar