Kamis, 02 Juni 2016

Hanya TemanMu

teman, bolehkah kupanggil engkau sahabat? ah, tapi kurasa masih belum pantas rasanya. bukan, bukan kau yang tak pantas.. tapi akulah. aku, belum cukup pantas menjadi salah satu sahabatmu.

aku tak mengerti perasaan macam apa yang kurasa. aku pun masih ragu dengan apa yang ku rasa. bahkan bukan hanya ragu, aku sungguh tak percaya ada sebersit rasa ini dalam hati. percayalah, aku tak mengharapkan rasa ini. percayalah, aku tak sengaja memilihmu. tak sengaja mengharapkanmu. bukan ku tak sopan, ku tak tahu diri, namun apalah dayaku. kau tau, aku hanya manusia biasa. insan yang tak sempurna. tak mampu kuasai seluruhnya. mungkin rasa ini anugerah, mungkin juga rasa ini hanya sekedar godaan. entahlah.

teman, kau mungkin bukanlah yang pertama, tapi entah mengapa.. rasa ini sedikit berbeda. atau mungkin faktor dirimu yang unik. kamu berbeda. memang tak ada yang sepertimu dalam hidupku sebelumnya. apa aku sekedar tertarik pada dirimu yang unik itu? apa ini artinya hanya perasaan kagum sementara? bantu lah aku menemukan jawabannya teman. kau selalu hinggap dalam fikirku sepanjang waktu. sungguh sejak hari itu. aku bahkan sadar, kau tak akan pernah menyadarinya. tapi itu tak mengapa. ataukah itu masalah besar? aku sungguh tak mengerti.

tahu kah kau teman, setahun terakhir ini begitu indah rasanya. entah hanya perasaan yang terlampau berlebih ataukah memang benar begitu adanya, engkau begitu terasa dekat dan nyata. bagai bintang yang tiba-tiba jatuh didekat kakiku. sebuah bintang. yaa aku menjulukimu bintang. engkau berkilau seperti bintang dilangit malam. yang kadang menampakkan diri, namun kadang tenggelam tertutup awan. engkau sangat jauuuhhh adanya. bahkan selalu terbersit, bahwa kau tak mungkin bisa kugapai. andai lagu anak-anak itu dapat menjadi kenyataan, akan kuraih, kubawa pulang. aah betapa senangnya hati ini. betapa bahagianya diri ini. namun, secercah harapan muncul. seahun terakhir ini.. engkau menjadi bintang yang jatuh. bukan artinya buruk. kau mendekat padaku! bagai sebuah mimpi yang memberi tanda bisa terwujud. akan tetapi, sekali lagi.. mungkin saja hanya perasaanku yang terlampau jauh.

teman, kau adalah bintangku. megapa kali ini jatuh didekatku? apakah ini artinya.... ah. segera saja kebahagiaan itu sirna. kau dekat denganku, kau ceritakan seluruh apa yang sedang kau alami. dugaanku memang tak pernah meleset. benar kan, kau tetap hanya sebuah bintang yang tak akan pernah dapat kuraih. aku tak mengapa. aku bisa menerimanya. aku memang sudah tahu diri. sudah kukatakan sejak awal, menjadi sahabat pun tak pantas.. apalagi... lebih sekedar hal itu. yaah.. aku tahu, aku terlihat menyedihkan. dan aku, tak bisa melakukan apa-apa.

teman, aku cukup merasa bahagia dengan kunjunganmu setahun ini... aku cukup merasa bangga bisa sedekat ini dengan sebuah bintang. walaupun sebentar lagi.. ah, sekarang, kau telah menjauh kembali. maafkan aku yang terlalu berlebihan merasakan rasa ini. maafkanlah aku yang mungkin justru membebanimu ketika kau mengeahui perasaanku terhadapmu. aah tak usah khawatir, kau pasti tak akan pernah menyadarinya. biar kusimpan dalam-dalam rasa ini. bukan karena aku malu mengakuinya. bukan karena.. aku takut kau merasakan hal yang berbeda. yaah, ku tahu pasti perasaanmu sangat berbeda denganku. aku cukup sadar.

aku ingin menganggapmu seperti yang lain. aku ingin melupakan setahun terakhir ini bersamamu. namun kenangan itu, terlalu indah untuk terbuang begitu saja. sebagian hati ini tak rela aku membakar ingatan itu. sebagian lainnya, entah mengapa sangat tak bisa diatur. aku lelah mengatakan dan memperintahkannya untuk berhenti mengharapkan bintang yang telah kembali ke tempatnya. bintang yang sungguh sangat hampir tidak akan mungkin kembali jatuh ke dekat diri ini. kesempatan, memang tak akan datang dua kali. meskipun begitu, aku telah menyiakan kesempatan satu-satunya.

teman, apa yang harus aku lakukan? aku tak tahu harus bagaimana. rasa ini sungguh tak mau pergi. aku masih berharap. aku masih bermimpi tentangmu. maafkan,. aku juga lelah, tapi bagaimana lagi? aku merasa bahagia ketika memikirkanmu.. aku sangat senang membayangkan kedekatan kita setahun terakhir ini. terimakasih... terimakasih kau sempat dekat denganku. terimakasih, kau pernah memberikan secercah harapan. tapi, bisakah kau terus memberi harapan? bisakah kau tetap selalu berada didekatku?

maafkan aku. aku tahu, aku hanya temanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar