Apa Ikhlas itu Mudah?
Oleh : Ayuta puspa citra z.
“Duh..
bisa bangkrut kalo’ gini terus...”keluh Vinta. “ada apa,, tho Vinn..” sahut kak
Tera yang mendengar keluhan Vinta dari kamarnya,ia langsung masuk kamar Vinta.
Ternyata,Vinta sedang menghitung koleksi buku di perpustakaan pribadinya. “ada
apa sihh Vin?” tanya kak Tera memperjelas, “ini lhoo kak bukuku hilang lagi
gara-gara banyak yang pinjem...” jawab Vinta dengan sedih,ya Vinta memang
memiliki sebuah ruang dekat kamarnya,yang ia gunakan untuk menaruh koleksi
buku-bukunya yang cukup banyak ,tapi walau pada awalnya dia senang meminjamkan
bukunya pada teman-temanya,sekarang tidak lagi lantaran banyak yang nggak
mengebalikan bukunya. “lha kemarin kamu pinjamin siapa?”tanya kak Tera mencoba
menyelidiki.” Nggak tau kak aku lupa.. habiss waktu itu banyak banget yang
minjemm jadi nggak sempet ku catet..” sesal Vinta,”memang ada berapa buku yang
hilang? Tanya kak Tera lagi.”hmm... sekitar LIMA buku kak...” adu
Vinta.”hmmm... anak mama udah pada bangun,yuk cepet sarapan mama udah beli
bubur ayam di pasar.” Ujar mama yang tiba-tiba masuk kamar Vinta. “hmmm.. mau
donkk !!! “ teriak Vinta dan kak Tera bersamaan. “yuk mama siapin dulu ya..”
kata mama seraya berjalan ke dapur.
“Hm...
enak banget,ma.. pasti bubur ayam mba’ Nana ya...” ujar kak Tera. “idihh sampe’
hafal? “ tanggap Vinta setelah melahap sesendok bubur. “sudah makan aja.. nanti
buburnya keburu dingin lho.. “ mama menengahi.” Hmm... pa,aku boleh minta
uang?” tanya Vinta tiba-tiba. “lho buat apa?” tanggap papa sedikit kaget.”iya
buat apa tho Vinn? ,kan masih liburan jadi nggak perlu uang saku kan? Mama ikut
menanggapi. “ hmm.. gini Vinta itu pingin bikin persewaan buku..,ya semacam
rental buku ma.. pa...”jelas Vinta.”emangnya mau bikin rental buku dimana?”
tanya kak Tera sambil meneguk segelas air, “iya.. ruang di rumah kita sudah
habis,kalau pakai ruang baca kamu,kan nggak mungkin. Itukan dibawah tanah..”
ujar papa menerangkan,mama hanya mengangguk sambil tersenyum...” iya juga ya...
hmm pa,ma gimana kalau kita bikin rumah diatas pohon buat rental?” tiba-tiba
Vinta dapat ide.”hmm.. tapi bukannya banyak buku kamu yang hilang,kalo di
pinjem-pinjemin?” kakTera mengingatkan. “iya juga ya kak.. tapi....” kata-kata Vinta terputus.”hmm.. kalo
soal itu.. menurut mama,lebih baik yang mau rental,harus punya kartu
anggota,yang artinya harus mendaftar sama kamu dulu gimana?” usul mama “nah gitu
siip ma.. tapi boleh ya..pa bikin rumah pohon,” rengek Vinta ke papa,”ya... boleh
deh,nanti papa bilang pak Amar buat bikin rumah pohon diatas pohon depan itu
ya?” jawab papa mengiyakan. Mendengar
itu semuanya tersenyum gembira dan seusai makan papa menepati janjinya untuk
segera membangun rumah pohon.
Tiga
hari kemudian rumah pohon pun jadi, Vinta dan kakaknya sibuk menata buku-buku
ke dalam rak,sesekali mama naik untuk melihat aktivitas kedua anaknya.” Hm..
jadi juga punya rental buku..” ujar Vinta bangga kakaknya hanya tersenyum
melihat adiknya. Esoknya rental itu mulai dibuka, Vinta dan kakaknya berjaga di
meja kasir, bi mina membantu merapikan buku dan mengelap rak,tak lama setelah
tanda “CLOSED” diubah menjadi “ OPEN” banyak sekali pengunjung yang menaiki dan
masuk rental buatan Vinta itu. “Hmmm.. banyak juga ya kak..,” ujar Vinta ketika
toko sudah hampir tutup. “ iya tapi kamu dah catat semua data kan Vin?” tanya
kak Tera meyakinkan.Vinta mengangguk mantap. Hari pertama mereka lalui dengan
gembira,lantaran mendapat banyak uang.
Seminggu
sudah Vinta menjalankan usaha rentalnya. Dan tiap hari ia dan kakaknya selalu
mendapat peningkatan hasil, mama dan papa juga bangga.tapi suatu hari ketika
semua buku seharusnya sudah kembali ke rak,ada satu buku yang hilang dan buku
itu merupakan buku novel kesukaan Vinta.”Oh NO..... kakak!!!” teriak Vinta
ketika mengetahui hal itu,saat itu Vinta sedang menghitung buku di rak novel.
“ada apa sih Vin?” tanya kakaknya yang segera menghampiri Vinta. “ aduhh kak
novel HORIRI si bocah sihir ku
hilangg... itu novel kesayanganku...” adu Vinta ke kakaknya.”lho kok bisa? Coba
cek dibuku peminjam” usul kak Tera “nggak ada yang pinjem ko’kak”jawab Vinta
.kak Tera melapor ke papa dan mama,mendengar hal itu,akhirnya papa memutuskan
untuk menutup rental buku Vinta,dan mencoba menasehati Vinta yang terus
menangis di kamar.” Vin,coba untuk ikhlas, mulai besok papa mau menutup rental
bukumu ya..” nasehat papa membuat Vinta sedikt kecewa karena sebenarnya Vinta
hanya mencari hiburan untuk mengisi liburannya. Kak Tera yang mendengar
perkataan papa langsung protes” nggak pa. Jangan ditutup mending kita sulap aja
rental buku itu jadi....” ujar kak Tera misterius “jadi apa kak?” tanya Vinta
yang penasaran.”jadi perpustakaan sosial,pengunjung jika pinjam buku nggak
bayar tapi nggak boleh dibawa pulang,gimana?” usul kak Tera meneruskan
papa,mama,dan Vinta saling berpandangan dan kemudian mengangguk sambil
tersenyum tanda setuju.
“nah
kalo gini kan jadi nggak mungkin hilang.. hehehe” tawa kak Tera bangga. Benar saja sejak itu tak ada buku yang hilang lagi,
walaupun tak ada hasil uang tapi setidaknya tetap bisa beramal dan mengisi
waktu liburan,tak hanya itu, kita juga bisa belajar bersosialisasi kepada
sesama dan tak lupa bisa belajar ikhlas. Ya... ikhlas dalam mengikhlaskan buku
yang sudah hilang, juga ikhlas meminjamkan buku tanpa ongkos kepada
masyarakat,agar dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.. ya,khan hehehe... dan
ternyata ikhlas itu mudah ,malah bisa menguntungkan diri kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar