Jumat, 18 Desember 2015

Review film Bulan Terbelah di Langit Amerika

Would the world be better without Islam?
ini adalah sebuah pertanyaan yang menarik menurut Phillipus Brown.bisnis man terhebat yang memenangkan penghargaan zero of the years karena prinsip the power of giving. sebuah pertanyaan yang membuat pening kepala seorang Hanum Salsabila Rais karena keharusan memenuhi tugas jurnalis dari bos nya, Gertrud. demi membangkitkan perusahaan surat kabar nya yang sedang berada diambang kebangkrutan. sebuah usaha yang hampir membuat Hanum menyerah karena saking susahnya menyelesaikan tugas tersebut. namun, innama a'malu biniat.. segala sesuatu bergantung pada niat. Hanum bukanlah sosok yang mudah menyerah tanpa mencoba tantangan itu terlebih dahulu. dia memiliki sebuah niat yang begitu istimewa dan mulia. mengembalikan kehormatan Islam dimata dunia. sehingga, apabila niat nya ini berhasil, Hanum bisa membuat muslim di dunia yang tengah kehilangan kebanggaannya menjadi seorang muslim dapat tersadar, bangkit dan mampu kuat bertahan dalam keadaan sesulit apapun juga. sebuah film yang diadaptasi dari novel best seller karya Hanum salsabila rais yang berjudul sama dengan filmnya ini, mencoba mengemas sebuah kisah religius yang menggetarkan hati lewat tragedi 11 september 2001. tragedi yang kita telah ketahui sebagai tragedi heboh tentang menara kembar di negeri paman sam pada tahun 2001 yang memakan begitu banyak korban ini tak luput dengan tuduhan kepada muslim sebagai terorist penyebab tragedi tersebut. dalam film ini coba digambarkan betapa muslim di Amerika kala itu begitu disudutkan dan dikucilkan oleh khalayak. tak hanya dikucilkan, bahkan juga dihujat, dituding, dan dijauhi. mereka menganggap muslim, Islam agama yang diyakininya serta Al Qur'an buku magic pedomannya begitu berbahaya dan mampu sebabkan teror terhadap umat manusia yang berbeda dalam artian  tidak mengimaninya. tentu saja Hanum tak setuju dengan issue tersebut. ia seorang reporter yang diberi tugas dengan pertanyaan tadi yang telah dijelaskan diatas, begitu gigih berusaha agar jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah... absolutely NOT. Gertrud sebagai bos yang berpengalaman tak sebebas dan semudah bos lainnya ketika memberi Hanum tugas. ia sudah menargetkan dan memberi arahan pasti agar Hanum mewawancarai seorang muslim Amerika yang juga suaminya merupakan salah satu korban tragedi WTC tersebut. namanya, Julia Collins. tentu ini nama amerikanya. nama aslinya, Azima Hussein. selepas suaminya pergi menghadap illahi karena tragedi tersebut, ia hanya tinggal bersama putrinya, Sarah Hussein dirumahnya di Avenue street yang sangat tertutup. Azima begitu sensitive terhadap media dan tak pernah mau untuk diwawancarai oleh reporter. ia memiliki alasan tersendiri mengapa ia menutup diri selepas tragedi tersebut. Azima seorang muslimah yang begitu mencintai Islam, agamanya, dan mendiang suaminya yang bernama Ibrahim Hussein atau Abe disini dikisahkan begitu bingung dibuat keadaan. kemungkinan keterkaitan suaminya dengan tragedi WTC, semua orang mengecamnya, mengecam agamanya, Islam yang mengajarkan terorist dan peperangan, seluruh tekanan dari segala pihak hingga membuat Azima menanggalkan hijab dari kepalanya meskipun sebenarnya tak sepenuhnya tertanggalkan. Azima hanya tak mau ia terus ditekan dari berbagai sisi ketika ia harus tetap bekerja untuk menghidupi kebutuhan dirinya dan putrinya. ia terpaksa berpenampilan tak berhijab dengan melapisi hijabnya menggunakan rambut palsu. sungguh sebuah gambaran seorang muslimah taat yang sangat sulit menjalani hidupnya. kehadiran Hanum karena tugas besarnya dari Gertrud ini tak disangka malah merupakan titik cerah dari Allah SWT untuk Azima dan Sarah. Rangga Al Mahendra, suami Hanum yang kebetulan juga mendapat tugas penting dari Proffesor Reinhard begitu bahagia karena dapat menemani sang istri, Hanum, sekaligus memenuhi tugas besarnya. Hanum dan Rangga pun pergi ke kota besar yang tak pernah tidur, New York dengan tugas besar mereka masing-masing. Rangga dengan tugas Phillipus Brownnya, dan Hanum dengan tugas Azimanya. meski begitu banyak hambatan dan rintangan, ternyata kehadiran mereka berdua dengan tugas masing-masing membawa sebuah hal yang begitu indah. menghubungkan kedua belah pihak yang saling terbelah menjadi utuh kembali. menjadi satu kesatuan yang memang saling berkesinambungan dan harusnya bersatu. menuju sebuah arah yang tepat. siapa yang menyangka ternyata seorang Phillipus Brown. businessman hebat yang terkenal di seantero negeri ini memililiki hubungan dengan Azima Hussein yang begitu merana pasca tragedi WTC. dikisahkan dalam film tersebut ternyata Phillipus Brown adalah seorang businessman  yang semula menempuh jalan yang salah dalam berbisnis dan kemudian berhasil mendapatkan kesuksesannya berkat seorang agen muslim yang baik dan sama sekali bukan terorist, yang memiliki nama, Ibrahim Hussein. suami Azima yang turut tewas dalam tragedi WTC 2001. rupanya Phillip begitu terkesan dengan Abe ( Ibrahim) yang pada saat tragedi tersebut begitu murah hati dan ikhlas menolong sesamanya meski dirinya sendiri berada dalam bahaya. Phillip begitu terkesan dengan islam yang sangat murah hati dan senang menolong orang lain. ia menyampaikan seluruh kekagumannya terhadap Abe dan Islam dalam pidatonya ketika meraih zero of the yrars award. karena dalam film ini pidato brown disisarkan langsung di televisi, ia membuat seluruh dunia tersadar. apalagi dalam pidatonya ini, ia sempat membahas pertanyaan yang begitu menarik hatinya yang berbunyi, "Would the World be Better Without Islam? " sebuah pertanyaan yang terlontar dari seorang Rangga Al Mahendra demi mendapat perhatian Phillip dan membuka celah untuk penyelesaian tugasnya. dan ternyata, it successfull. tugas istrinya telah membantunya, dan tugas Rangga telah membantu tugas Hanum dalam mejawab pertanyaan tersebut untuk artikelnya. karena tak hanya ternyataPhillip berhubungan langsung dengan keluarga Abe yang artinya itu berhubungan dengan Azima Hussein, narasumber utamanya, tapi, dalam pidato live nya tersebut, Phillipus Brown dengan lantang menjawab, bahwa jawabannya adalah.. Absolutely NO! world will be better with Islam. karena islam mengajarkan kita untuk saling menolong sesama. islam teach us for care about humanbeing. Abe is a great muslim as humanbeing. betapa leganya Hanum mendengar ini.. ia bisa menulis sebuah artikel yang merubah dunia dengan sudut pandang yang sepenuhnya ia yakini.

tentu saja dalam film ini tak semulus apa yang telah saya sampaikan diatas. ada begitu banyak rintangan. seperti sosok Michael Jones, penentang utama pembangunan Masjid di ground zero yang begitu menaruh dendam terhadap islam, tetangga Azima yang begitu sensitif terhadap muslim, dan ribuan demonstran yang tak suka Islam dan kerap menuding Muslim sebagai teroris. namun dalam film ini ada beberapa adegan yang menambah suasana humor hingga dapat mencairkan suasana menjadi tak setegang yang anda bayangkan. kisah stefan dan Jasmine, kekasihnya turut mewarnai alur film garapan Rizal Mantovani yang dikemas begitu apik hingga tak menimbulkan efek membosankan samasekali. film ini dapat anda nikmati di bioskop kesayangan anda yang telah realesed pada 17 Desember lalu. bertema religius yang membuka mata dunia bahwa Islam merupakan Rahmatan lil alamin.. Rahmat bagi seluruh Alam. Hanum dan Rangga sekali lagi telah berhasil melanjutkan misi mereka sebagai Agen Muslim yang baik. mengemas sebuah film berpesan penting dengan menarik dan indah. subhanallah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar